Saturday, January 3, 2009

Insiden Sekuntum Bunga

- Originally posted by Edward Siringoringo and Freddy Sinurat to SMANSA90 mailing list on September 10, 2008, edited by Blog Admin -

2 Mei 1989,

Pak Silaban bukannya tanpa kontroversi, misalnya ketika insiden pada upacara hari pendidikan nasional 2 Mei 1989, ketika seorang guru bahasa Inggeris yang marah karena tidak kebagian sekuntum bunga memaki-maki Beliau seraya meneriakkan namanya di depan seluruh siswa Smansa yang masih berada di dalam barisan. Tapi Pak Silaban waktu itu begitu tenang, tetap berdiri di podium dan sama sekali tidak merespon kemarahan sang guru. Guru-guru lainlah yang segera bereaksi, sibuk menenangkan guru yang marah itu. Suasana upacara sempat terganggu, murid-murid pun tegang. Tapi tak lama kemudian semua sudah melupakan kejadian itu.

Tetapi perlu diluruskan bahwa insiden sekuntum bunga bukanlah kontroversi atau kesalahan Pak Silaban sebagai kepala sekolah; Beliau tidak tahu-menahu bahwa akan terjadi keributan hanya karena kekurangan sekuntum bunga sehingga ada satu orang guru bernama Pak Manullang, guru bahasa Inggris yang sekaligus sebagai guru piket akhirnya tidak mendapatkan bunga.

Bunga dipesan untuk puluhan guru oleh Pak Habeahan dkk untuk dibagikan kepada setiap guru di Smansa dan malangnya hanya karena ketidaksesuaian data jumlah guru di Smansa dengan jumlah bunga yang dipesan mengakibatkan Pak Manullang menjadi satu2nya guru yang tidak mendapatkan bunga dan Beliau menganggap ini disengaja oleh Pak Silaban; Pak Manullang yang belum sembuh dari amarahnya karena pas kejadian dimutasikan sebagai guru piket lantas emosi dan mengeluarkan senjata rahasianya berupa sebuah pulpen (ala 007, yg bisa berubah fungsi jadi senjata yang sangat mematikan) dan pulpen tersebut diacungkan beliau sambil bergerak ke arah Pak Silaban; untungnya para secret service yang mengelilingi Pak Silaban sangat telatih membaca gerakan mengancam dari Pak Manullang tersebut dan berhasil mengamankannya sehingga upacara dapat dilanjutkan dengan damai sampai selesai.

Pak Manullang lalu diamankan di ruang guru dan selesai upacara misi perdamaian langsung dijalankan sampai keduanya saling bermaafan dan berjanji takkan mengulangi lagi perbuatan2 sedemikian di kemudian hari.

No comments: